Konflik sengit antara dua operator jet ski di Tuktuk, Kabupaten Samosir, semakin memanas. Setelah viral di media sosial pada 6 Januari lalu, pertikaian antara Jepri Rumahorbo dari Tuktuk Jet Ski dan Malum Sinaga dari Seadoosafarisamosir kini berubah menjadi pertempuran hukum yang penuh drama. Hingga saat ini, Jepri telah ditahan di Mapolres Samosir, sementara upaya damai yang digelar di Polres berakhir tanpa hasil.
Ketua Jet Ski Water Sport Tuktuk, Robet Manik, menuduh pihak Seadoosafarisamosir sengaja memanfaatkan konflik ini untuk meraih keuntungan besar. Menurutnya, syarat damai yang diajukan pihak Seadoosafarisamosir tidak masuk akal dan merugikan komunitas jet ski lokal.
“Mereka meminta kebebasan penuh untuk bermain jet ski di Tuktuk, tanpa mematuhi aturan zona aman. Ini adalah tuntutan yang jelas menunjukkan bahwa mereka ingin mendominasi wilayah ini,” ujar Robet pada Kamis (23/1/2025).
Robet menegaskan bahwa Tuktuk Jet Ski telah membuka pintu untuk berdamai, namun Seadoosafarisamosir terus bersikeras dengan tuntutan yang dinilai egois.
*Konflik Dimulai dari Pelanggaran Kesepakatan*
Pertikaian ini bermula dari pelanggaran kesepakatan tertulis antara Tuktuk Jet Ski dan Seadoosafarisamosir yang ditandatangani pada 6 Oktober 2024. Dalam perjanjian yang disaksikan oleh Kapolsek Simanindo, Kepala Dinas Pariwisata, dan Lurah Tuktuk Siadong, zona aman operasional jet ski ditetapkan sejauh 300 meter dari tepi pantai. Namun, Malum Sinaga dilaporkan mengoperasikan jet ski di area yang hanya berjarak 50 meter dari pantai.
Jepri Rumahorbo, yang bekerja sebagai fotografer di Tuktuk Jet Ski, mengingatkan Malum untuk mematuhi kesepakatan. Namun, peringatan itu justru memicu perselisihan fisik.
“Tindakan Jepri adalah reaksi atas perilaku Malum yang lebih dulu mencederai klien saya. Selain itu, Malum juga menghina Jepri dengan mengacungkan jari tengah, tindakan yang sangat tidak pantas di kawasan wisata internasional seperti Tuktuk,” tegas pengacara Jepri, Jamin Naibaho.
*Seadoosafarisamosir Langgar Perjanjian*
Selain pelanggaran zona aman, pihak Tuktuk Jet Ski juga menuding Seadoosafarisamosir melanggar kesepakatan untuk tidak memviralkan insiden apa pun. Hal ini memperburuk hubungan kedua pihak dan merusak citra Tuktuk sebagai destinasi wisata yang damai.
“Kami sudah berusaha menyelesaikan masalah ini secara damai, tetapi mereka menolak. Sekarang kami akan melanjutkan laporan balik terhadap Seadoosafarisamosir,” ujar Robet Manik.
*Pernyataan Seadoosafarisamosir*
Stevani Siallagan, perwakilan Seadoosafarisamosir, membantah tudingan tersebut. Ia mengaku tidak berada di lokasi saat kejadian berlangsung dan menyerahkan keterangan kepada Malum Sinaga.
“Saya sedang berada di Jepang ketika insiden ini terjadi. Kami tidak ingin masalah ini berlarut-larut, tetapi semua yang saya sampaikan berdasarkan laporan dari Malum,” ujar Stevani.
*Harapan untuk Penyelesaian*
Dengan kedua belah pihak saling menuding dan tidak ada titik temu, konflik ini semakin merusak citra Tuktuk sebagai destinasi wisata unggulan. Warga dan wisatawan berharap pihak berwenang dapat segera menyelesaikan kasus ini dengan adil, mengingat Tuktuk adalah ikon wisata yang sering dikunjungi turis mancanegara.
Sementara itu, laporan balik dari Tuktuk Jet Ski terhadap Seadoosafarisamosir menjadi babak baru dalam perseteruan ini. Apakah konflik ini akan menemukan solusi, atau justru semakin memanas? Waktu yang akan menjawab.