suarajurnalisnews.com: Kerinci- Keberuntungan tidak dapat di raih kerugian tidak dapat di tolak semenjak berakhirnya hari raya Aidil Fitri 1444/ H.
Berkaitan dengan ekonomi para petani cabe di kerinci mengesankan berkisar sekitar Rp. 4000 rupiah sampai 7000 rupiah /kilo.
Sebagai sumber, salah seorang petani cabe tidak mau di tulis kepada media menuturkan, kami petani cabe dalam dua pekan lalu sampai hari ini terkesan dengan harga hasil panen cabe rawit 4000 rupiah perkilonya.
“Pun demikian kami harus juga memetik cabe tersebut jika tidak di petik bisa menimbulkan penyakit (goreng) menyerang pada buah cabe tersebut,” ucap sumber itu. Selasa, 10/05/2023.
Menurutnya, dengan harga se demikian sangat tidak cocok sedangkan kesanggupan memetik cabe rawit dalam satu hari paling banyak 7 kilo per orang.
“Buat gaji kami memetik pun tidak terpenuhi sedangkan gaji hariannya untuk perempuan 70.000 dan laki laki 100.000.” ucapnya.
“Untuk menanam cabe rawit membutuhkan modal besar untuk obat obatan semprot dan pupuk, lalu harga yg sangat tidak fantastis, dan harga hasil tani sangat tidak berimbang dengan kebutuhan sehari perbekalan dapur apalagi yg untuk beras sangat tidak berimbang,” jelasnya.
Dijelaskan sumber, sedangkan beras sudah satu tahun tidak kunjung turun dari 190.000 /kaleng (15 Kg). Kami petani mohon kepada pemerintah setidak nya memberi keseimbangan pupuk subsidi supaya merata. Untuk kebutuhan petani sayur mayur dan cabe, ucapnya.
Menurutnya, para petani membutuhkan modal besar seperti racun hama fungisida dan insektisida satu botol yg kecil aja sebagian mencapai 100.000 belum lagi untuk bagian perangsang bunga dan daun, papar sumber tersebut. (Zul)