- - -
SAMOSIR

Perdebatan Ayah Bupati di Group WhatsApp bisa Timbulkan Konflik. Polda Diminta Pantau Group-group WhatsApp di Kabupaten Samosir

825
×

Perdebatan Ayah Bupati di Group WhatsApp bisa Timbulkan Konflik. Polda Diminta Pantau Group-group WhatsApp di Kabupaten Samosir

Sebarkan artikel ini

Suarajurnalisnews.com–Samosir:

Perdebatan-perdebatan Ober Gultom di media sosial Group-group WhatsApp dengan anggota group menurut beberapa wartawan dapat menimbulkan potensi konflik di Kabupaten Samosir. Sebab ia kerap menyerang lawan debatnya dengan bahasa-bahasa kasar dan tidak sopan. Seperti kata-kata “lonte.” atau menghina isteri lawan debatnya. Di Kabupaten Samosir cara Ober Gultom berdebat di Group-group WhatsApp sudah jadi perbincangan di beberapa kalangan, bahkan perantau pun banyak tak terima cara Ober Gultom berdebat di medsos.

Kalangan pers di Samosir pun berharap agar Polres Samosir dan Polda Sumut tetap memantau Group-group WhatsApp di Samosir yang didalamnya ada Ober Gultom yang beinisial Ogm. Atau akun-akun lain yang mungkin dikendalikan olehnya. Sebab dalam sebuah perdebatan pada 3 Januari 2023, Ober Gultom pada salah satu group WhasApp menyampaikan hasutan agar wakil bupati didemo. Sebagai ayah kandung bupati dan orang berpengaruh di Samosir setiap ucapannya di Group-group WhatsApp sangat mungkin terjadi. Sebab ia juga mempunyai banyak pengikut, yang mematuhi himbauannya. Perdebatan-perdebatan di Group-group WhatsApp dengan bahasa-bahasa tidak sopan juga menjadi sorotan tokoh masyarakat saat meyampaikan kata sambutan di acara-acara open haouse.

Terhadap wartawan di Samosir Ober Gultom juga berdebat hingga menyampaikan tudingan tidak berdasar pada beberapa wartawan. Sejumlah jurnalis di Kabupaten Samosir resah akibat tudingan yang dilontarkan Ober Gultom di grup Whatsapp “Forum Samosir Jaya”.

Tindakan ayahanda Vandiko Timotius Gultom yang juga Bupati Samosir itu semakin meresahkan dan mengarah ekstrim.

Hotdon Naibaho pegiat jurnalis di Kabupaten Samosir, kepada wartawan, Selasa (10/1/2023) di Pangururan, mengutuk keras pernyataan diduga Ober Gultom di Whatsapp grup.

“Pemalak itu merupakan definisi terhadap perilaku kejahatan berat, yang beresiko menyebabkan korban jiwa selain harta benda,” sebut dia.

Dikatakannya, Ober Gultom harus bertanggungjawab dengan tudingannya kepada pegiat jurnalis. “Harus dibuktikan itu,” tegasnya.

Ia juga meminta, agar Ober Gultom tidak memecah belah persatuan dan kesatuan jurnalis di Samosir. “Masalah privase silahkan diurus secara pribadi,” pungkasnya lagi.

Ayah Vandiko Timotius Gultom itu, menurut Hotdon, sudah semakin ekstrim dan sering menimbulkan kegaduhan, seperti mengintervensi pihak aparatur pemerintah.

“Sekarang dia menciderai nilai luhur kewartawanan, besok besok legislatif Samosir bisa bisa diserang dan dipecahbelanya,” kata Hotdon Naibaho.

Idealnya sebagai orangtua Vandiko Timotius Gultom yang notabene Bupati Samosir, menurut Hotdon, Ober Gultom harus menciptakan suasana kondusif.

Jurnalis yang dituding pemalak, Jefri Sitanggang menjelaskan, dirinya pernah menerima sejumlah uang untuk pembuatan konten keluarga. “Konten itu sekarang ada, jadi kita sangat keberatan dibilang pemalak,” imbuhnya.

Jurnalis lainnya, Hayun Gultom yang juga dituding “pemalak,” Hayun
mengutuk pernyataan Ober Gultom. “Saya tak pernah minta uang dari Ober, saya keberatan disebut pemalak,” katanya.

Seorang jurnalis yang juga keberatan atas tudingan Ober Gultom, Josner Sitanggang, juga menentang sebutan pemalak dialamatkan ke komunitas jurnalis.

“Ober Gultom itu sudah terlalu lantang dan tidak beretika, saya tak pernah memalaknya,” sebut dia serius. Sebab pengertian pemalak dalam KBBI adalah perampok. “Kalau ada yang merampok dia kenapa tidak lapor, karena itu pidana,” kata Josner.
Kronologis pernyataan “pemalak” diduga Ober Gultom di grup Whatsapp, berawal dari seorang anggota grup yang menanyakan perihal siapa wartawan pemalak di Kabupaten Samosir.

Pemilik nomor Hand phone diduga Ober Gultom menyebutkan “banyak”. Ia juga menyebar bukti transfer kepada salah seorang jurnalis.

Sementara itu, hingga berita ini dikirim ke radaksi dan ditanyang, Ober Gultom yang dihubungi jurnalis media ini, melalui nomer WhatsApp belum memberi jawaban terkait adanya sebutan pemalak kepada jurnalis.

- -