MEDAN- Peran serta Etnis Tionghoa, Menjelang Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 22 Januari 2023 esok hari, warga Medan tampak mulai berburu atau berbelanja aksesoris dan aneka pernak-pernik dekorasi seperti Dupa, serta Lampion dan yang lainnya, Sabtu.(21/1/23)
Pantauan awak media yang bertugas, grosir tempat penjualan aksesoris dan pernak-pernik terlengkap di beberapa tempat mulai ramai dikunjungi para pembeli, baik langsung maupun belanja melalui online Menjelang hari kebesaran Etnis Tionghoa besok.
Sehingga tampak jalanan kota Medan mulai sepi dari kendaraan bermotor, dimana biasanya kendaraan banyak berkeliaran memadati di jalanan Kota Medan.
Nuansa merah tampak menghiasi vihara saat terlihat dari luar dengan aksesoris lampion yang sudah terpasang di berbagai tempat strategis Kota Medan.
Khusus menyambut Hari Raya Imlek 2023 ini, Koordinator Liputan Nasional (KORLIPNAS) Media Suaraglobal.id dan SuaraJurnalisNews.Com Bung Joe Sidjabat mengatakan, “Bahwa Peran etnis Tionghoa dalam kehidupan warga Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara memang cukup besar. Ini sudah berlangsung sejak masa penjajahan dulu. Dan boleh dikatakan hal tersebut tak sampai menimbulkan kecemburuan sosial yang berarti. Prinsip saling membutuhkan seperti terpancar di sini”.
“Kendati demikian, peran mereka (Etnis Tionghoa) dalam mewarnai kehidupan masyarakat di provinsi ini sangatlah besar. Ini bisa dilihat saat imlek, dimana kehidupan perekonomian seperti terhenti total. Pertokoan yang umumnya dimiliki etnis Tionghoa pada bertutupan. Hal ini menyebabkan aktivitas warga pun jadi ikut mandek. Seperti perbengkelan yang dimiliki warga pribumi, misalnya, tak bisa aktif bekerja karena toko suku cadang tutup. Begitu pula di sektor lainnya. Kalau mau aman kita harus menyetok onderdil dulu”, ungkapnya.
Perayaan Hari Imlek memang sebuah hari besar yang tak kalah meriahnya dengan Hari Raya dan Natal/Tahun Baru di Medan dan kawasan sekitarnya. Warga keturunan Etnis Tionghoa bergembira ria menyambut kedatangan tahun baru mereka. Terasa meriah, karena jumlah mereka cukup banyak. Disebut warga Etnis Tionghoa menduduki peringkat ke-4 setelah Batak, Jawa, dan Melayu di Medan.
Seperti itulah Sumatera Utara, yang sejak dulu telah menjadi daerah multirasial. Warga pribumi terdiri dari berbagai suku bangsa pendatang dan warga setempat. Kemudian ada warga keturunan Tionghoa, India, Tamil, dan juga sedikit Arab. Dan semuanya bisa melakukan aktivitas secara aman dan damai.
“Kita berharap dengan masuknya tahun baru Imlek 2023 ini akan semakin mengakrabkan seluruh warga di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Dengan prinsip dapat saling menjaga serta menciptakan keharmonisan, kerukunan umat beragama masing-masing orang, yang lebih baik lagi untuk kedepannya tanpa ada batasan-batasan yang bisa merusak atau memecah belah umat beragama yang hidup saling bertoleransi khususnya di Kota Medan”, tuturnya lagi.


