Pematang Siantar- Sesuai dengan arahan dan petunjuk Ketua Umum Perhimpunan Indonesia Thionghoa (INTI) Sumut Teddy Sugianto dan Ketua Harian dr. Indra Wahidin terkait isue intoleransi yang telah menjadi isue nasional agar melakukan komunikasi dan silaturahmi dengan Wali Kota dan Pemko Pematang Siantar telah dilaksanakan pada hari Kamis lalu, 19 Januari 2023 bertempat di Rumah Dinas Wali Kota Pematang Siantar Pukul 19.30 s/d Selesai.
Dikatakan pada awak media, dengan adanya kegiatan Imlek Fair yang dilaksanakan di Pematang Siantar yang kemudian diikuti isue intoleransi yang akhirnya menjadi Isue nasional dan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) sebagai salah satu wadah organisasi yang bersifat kebangsaan selalu mendapat pertanyaan terkait isue tersebut baik secara lisan maupun media sosial, pada Sabtu.(21/1/23)
Selain membaca dan mendengar dari beberapa media cetak/online dan YouTube yang telah beredar dimedia sosial, untuk itu diperlukan membangun komunikasi dan silaturahmi dengan Walikota Pematang Siantar serta tokoh masyarakat setempat agar mendapatkan gambaran, tanggapan dan klarifikasi langsung terkait hal ini.
Selanjutnya Ketua Umum INTI Teddy Sugianto dan Ketua Harian dr.Indra Wahidin mengutus Wakil Ketua Umum INTI bid Bisnis, Usaha dan UMKM Tomi Wistan untuk menemui Wali Kota Pematang Siantar dr. Hj. Susanti Dewayani, Sp.A.
Tomi Wistan didampingi dan bersama Tokoh Masyarakat Sumatera Utara Dr. Parlindungan Purba, S.H., M.M., Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) yang juga Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) P. Siantar Tjonggah Ika, Ketua dan Sekretaris Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) P. Siantar Susanto dan Candra serta Tokoh Masyarakat Pematang Siantar Lintong, INTI Sumut Husni Halim, Herry Dermawan, Awi, dan Akuang menemui Wali Kota Pematang Siantar.
Hasil yang didapat dari pertemuan tersebut adalah :
1. Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) tidak ingin masuk ke ranah mekanisme dan teknis pelaksanaan Imlek Fair mulai pengurusan ijin, pelaksanaan dan yang kemudian terjadi penertiban Imlek Fair karena hal ini menjadi tupoksi, hak dan kewajiban dari panitia Imlek Fair dan Pemko Pematang Siantar.
2. Oleh karena dan kemudian dari penertiban Imlek Fair berkembang adanya isue intoleransi yang telah membuat suasana menjadi kurang kondusif dan menjadi isue nasional, INTI yang menjadi tempat dan wadah komunikasi lintas etnis menemui dengan membangun komunikasi dan silaturahmi secara langsung dengan Wali Kota Pematang Siantar untuk mendapat tanggapan dan klarifikasi.
3. Walikota Pematang Siantar yang didampingi Asisten I dan sejumlah Kadis, Kakan dan Kepala OPD dan Staf yang turut hadir telah menjelaskan kronologis dan klarifikasi tentang mekanisme pelaksanaan Imlek Fair sampai isue intoleransi yang kemudian menyatakan bahwa tidak benar melakukan sikap intoleransi terhadap pelaksanaan Imlek Fair.
4. Walubi, MBI, INTI Pematang Siantar dan beberapa organisasi lainnya juga telah lama membangun komunikasi dan silaturahmi dimulai saat dilantiknya Wali Kota Pematang Siantar untuk bersama membangun Kota Pematang Siantar melalui aktivitas dan kegiatan lintas etnis dan agama termasuk perayaan Imlek.
5. Asisten I dan Kadis yang hadir menjabarkan kegiatan Wali Kota yang sering bersama organisasi lintas etnis dan agama termasuk melaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan menjelang perayaan Natal, Tahun Baru dan Imlek. Jadi ditegaskan tidak benar adanya intoleransi yang diisuekan terjadi di Pemko maupun oleh Wali Kota Pematang Siantar.
6. INTI juga pernah melaksanakan beberapa kegiatan termasuk kegiatan Digitalisasi UMKM yang sangat di dukung dan disambut baik oleh Wali Kota Pematang Siantar.
7. INTI mengusulkan untuk tahun mendatang dapat dibentuk Panitia Imlek bersama dari kolaborasi beberapa organisasi agama dan etnis secara bersama dan maupun bergantian memimpin rentetan perayaan hari raya Idul Fitri, Natal maupun Imlek yang difasilitasi oleh Pemko Pematang Siantar
8. Wali Kota sepakat dan berharap bersama elemen masyarakat lintas etnis dan agama senantiasa membangun silaturahmi dan komunikasi untuk menjaga kondusifitas dan membangun kota Pematang Siantar.
9. Wali Kota menyambut gembira atas usulan INTI bersama Walubi, MBI serta Tokoh Masyarat P.Siantar dan Sumatera Utara yang hadir secara spontanitas mengusulkan agar masyarakat Tionghoa yang tinggal di Pematang Siantar bisa menghias dengan lampu lampion sesuai kemampuan dan keikhlasan di depan rumah masing masing menyambut perayaan Imlek sehingga menambah semarak dan indahnya Kota yang saat ini telah menjadi salah satu kota tujuan kuliner dan wisata sebelum dari atau ke Danau Toba.
10. Dengan telah dijelaskan dan klarifikasi langsung dari Wali Kota Pematang Siantar, maka INTI bersama Walubi, MBI dan Tokoh Masyarakat yang hadir menyatakan isue intoleransi saat ini menjadi isue nasional diharapkan telah selesai dan tidak menjadi pembahasan publik lagi agar menjaga kondusifitas terutama Pematang Siantar yang ternyata semuanya baik baik saja.
Demikian laporan hasil pertemuan kami bersama beberapa organisasi lintas etnis, agama dan tokoh masyarakat, semoga bisa menambah dan melengkapi informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Sumber : INTI SUMUT


