Suarajurnalisnews.com-Samosir:
Pluhan siswa SMA Negeri I Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, mengalami kesurupan, pada
Senin, 10 Oktober 2022.
Akibat kejadian tersebut pihak sekolah terpaksa memulangkan siswa dengan harapan agar tidak semakin banyak yang kesurupan.
Menurut salah seorang guru, Elfinro Sinabariba, kesurupan terjadi saat sedang upacara di lapangan sekolah. Tiba-tiba ada siswa yang kesurupan di lapangan. Kemudian ditolong temannya, yang menolongpun ikut kesurupan. Demikin seterusnya hingga mencapai sekitar 50 orang.
Menurut seorang siswa sekaligus sebagai anggota Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah itu, beberapa siswa yang kesurupan mengatakan “panas-panas” ada yang mengatakan “mana cincinku.”
Melihat tingkah siswa yang kesurupan, beberapa guru mengyakini siswa yang kesurupan itu dirasuki arwah siswa yang meninggal pada sebelas tahun lalu, akibat tempat kostnya kebakaran dan berdekatan dengan lokasi sekolah.
Saat itu ada 9 orang siswa yang meninggal karena terbakar. Kejadiannya Senin, 10 Oktober 2011 tepat pada 11 tahun lalu, tanggal, hari dan bulannya persis sama dengan hari ini Senin, 10 Oktober 2022.
Pada tahun 2011, sejak terjadinya kebakaran yang menelan korban 9 siswa itu, selama Oktober di tahun itu hampir setiap hari ada siswa yang kesurupan di SMA I Pangururan. Bahkan menurut cerita beberapa guru pada saat itu, kepala sekolah pun pernah seperti kesurupan. Ia tiba-tiba datang ke tempat guru piket.
Berdiri tegak sambil menghormat guru piket dan mengatakan “selamat pagi Bu.” Bertingkah seperti seorang siswa yang melapor kepada guru.
Dan puncaknya saat itu adalah pada 31 Oktober 2011, ratusan siswa kesurupan. Tidak sedikit yang terpaksa dibawa ke rumah sakit karena guru-guru sudah kewalahan mengurus. Selain beberapa orang tua siswa, sejumlah warga juga berdatangan ke sekolah melihat kejadian itu serta membantu ikut menyadarkan siswa. Kala itu guru dan masyarakat benar-benar kewalahan karena banyaknya siswa yang kesurupan. Berbagai upaya dilakukan untuk menyadarkan siswa. Ada yang memercik pakai air, ada daun hijau, ada yang membuat tanda di jidat, ada yang memberikan air jeruk purut di kepala siswa. Bahkan memanggil pemuka agama hingga paranormal.
Hari ini kejadian itu terulang kembali, puluhan siswa kesurupan hingga proses belajar mengajar pun harus dihentikan karena semua siswa terpaksa disuruh pulang. Sehingga pihak sekolah dan beberapa tokoh masyarakat hari ini mengadakan rapat di sekolah untuk membahas solusi apa yang akan dilakukan. Apakah sejenis ritual atau hal lain yang bisa menghentikan arwah yang diduga penyebab siswa kesurupan di sekolah tersebut. ( HAYUN )