Suarajurnalisnews.com|| Jombang -Dalam kondisi seperti ini ada baiknya warga menanam tanaman obat-obatan dan mengonsumsinya dengan tujuan meningkatkan imun tubuh. Kurangnya lahan untuk penanaman dapat diantisipasi dengan metode penanaman secara vertikultur dengan memanfaatkan barang bekas yang dapat memaksimalkan efektivitas tempat serta biaya. Vertikultur merupakan suatu sistem budi daya pertanian yang dilakukan secara vertikal dengan menyusun tanaman secara bertingkat dari bawah ke atas.
Vertikultur juga merupakan sistem penghijauan yang sangat sesuai dan direkomendasikan untuk daerah perkotaan dengan kondisi lahan yang terbatas. Vertikultur termasuk inovasi dalam bertani yang menghasilkan produk lebih bernilai. Selain tanaman obat, sayuran serta tanaman hias juga bisa menjadi pilihan untuk bercocok tanam secara vertikultur.
Vertikultur yang disusun oleh mahasiswa UNWAHA menggunakan pipa. Kemudian membuat beberapa lubang atau wadah berukuran besar pada pipa sebagai tempat penanaman. Media tanam yang digunakan berupa arang sekam dan tanah. Sosialisasi oleh mahasiswa dilaksanakan pada pagi hari. Bercocok tanam secara vertikultur memiliki manfaat terutama dalam pemanfaatan lahan dan biaya. Tak hanya menggunakan pipa, vertikultur dapat pula menggunakan botol bekas kaleng bekas, dan lain-lain.
Ibu Umi Kulsum Nur Qomariyah, S.Si,.M.Sc selaku narasumber menerangkan bahwa metode vertikultur ini bisa dijadikan pilihan yg tepat oleh ibu-ibu yang hobi bercocok tanam namun memiliki lahan yang terbatas. Selain itu juga, vertikultur dapat dijadikan hiasan di depan rumah guna memberikan suasana yang hijau dan sejuk.
Kegiatan edukasi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas KH.Abdul Wahab Hasbullah (UNWAHA) yaitu berupa sosialisasi kepada ibu-ibu PKK. Mahasiswa juga menunjukkan contoh vertikultur yang dibuat.
Harapannya dari kegiatan ini, masyarakat dapat melakukan penanaman secara vertikultur menggunakan barang bekas yang bisa dimanfaatkan.
(MEI)