ALI HASAN, Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Gayo Lues. (Foto : Erwin s.a.r)
Suarajurnalisnews.com-Gayo Lues
Pemerintah berencana akan mengeluarkan kebijakan penyesuaian harga BBM, terkait hal tersebut Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Gayo Lues, Ali Hasan menyampaikan bahwa secara nasional konsumsi BBM jenis Pertalite mencapai 16,8 juta KL dari kuota 2022 sebesar 23 juta KL sehingga tersisa 6,2 juta KL. Dibutuhkan kuota 28-29 juta KL hingga akhir 2022. Jika mengacu konsumsi rata-rata 2,4 juta KL per bulan, Pertalite akan habis di akhir September atau Oktober 2022.
Sementara Konsumsi Solar subsidi mencapai 9,9 juta KL dari kuota 2022 sebesar 14,91 juta, sehingga tersisa 5,1 juta KL. Dibutuhkan kuota 16 juta KL hingga akhir 2022. Jika mengacu rata-rata konsumsi 1,5 juta KL per bulan, Solar subsidi akan habis pada November 2022.
Ali Hasan menambahkan, sebagai gambaran porsi konsumsi BBM solar bersubsidi mencapai 93% dari total konsumsi jenis BBM solar. Sementara, BBM solar nonsubsidi konsumsinya hanya mencapai 7%. Nilai subsidi yang besar tersebut harusnya dapat dinikmati oleh masyarakat lapisan menengah ke bawah akan tetapi banyak dilapangan yang tidak tepat sasaran, konsumsi BBM bersubsidi malah di gunakan sebagian besar oleh oknum tertentu digunakan termasuk untuk kebutuhan industri mereka.
Lebih lanjut Ali Hasan menjelaskan Harga Solar Subsidi saat ini Rp 5.150 per liter. Dengan harga minyak dunia di level US$ 105 per barel, pemerintah mensubsidi Rp 8.300 per liternya, atau harga keekonomian Solar Rp 13.950. Harga Pertalite saat ini Rp 7.650 per liter. Dengan harga minyak dunia di level US$ 105 per barel, pemerintah mensubsidi hampir Rp 6.800 atau harga keekonomian Pertalite Rp 14.450.
Ali Hasan juga menegaskan diakhir statemennya boleh saja BBM di sesuaikan oleh Pemerintah kita wajib dukung dengan catatan subsidi harus tepat sasaran dan mekanisme penyaluran BBM bersubsidi harus diperbaiki oleh Pemerintah. (Erwin s.a.r)