DAERAH

Opini: Menatap Langit Untuk Perhatian Eksploitasi Sungai di Bener Meriah

182
×

Opini: Menatap Langit Untuk Perhatian Eksploitasi Sungai di Bener Meriah

Sebarkan artikel ini
OLEH: IKO PRANADA

Eksploitasi sungai di Bener Meriah menjadi semakin marak bahkan dilakukan terang terangan, dengan cara mengeruk, mengambil dan membawa hasil sungai yang berbentuk material. Untuk apakah sungai dijaga selama ini, kalaulah kaum kaum borjuis yang angkuh selalu mementingkan perutnya sendiri, bahkan lupa akan keseimbangan ekosistem sungai.

Bener Meriah menjadi salah satu eksplorasi sungai terparah yang meliputi hilir dari alur putih menuju hulu samar kilang, eksploitasi tersebut terlalu berlebihan terhadap sungai sungai tersebut, Lalu timbul pertanyaan dikepala apagunanya peraturan-peraturan diterbitkan untuk mengatur aliran sungai, jika sebagian kamu borjuis masih mengekplolitasi sungai dengan alasan pembangunan, material jauh, material mahal, dan material yang jauh.
Penulis bertanya “Siapa memiliki apa?, siapa melakukan apa? Dan siapa mendapatkan apa?
Siapa memiliki apa? Pertanyaan ini diperuntukan untuk kaum yang memiliki relasi-relasi kasta sosial yang berada dibawah tirani. Mereka memiliki semua hal untuk kepentingan mereka sendiri. mereka memiliki mesin barang dan kebutuhan untuk pengekspolitasi sungai tersebut.
Siapa melakukan apa? Pertanyaan ini dilontarkan kepada manusia manusia yang masih peduli lingkungan, manusia yang melihat masa depan untuk keberlangsungan hidup, kaum Borjuis melakukan sesuka hati hanya untuk sekedar mendapatkan cuan dengan alasan pembanggunan.
Siapa mendapatkan apa?

Pertanyaan ini dilempar kepada masyarakat yang mangais riski untuk dapat bertahan hidup dari sungai, mereka berkata. “Tak penting sungai itu, ini kubuatkan jalan untuk keberlangsungan kalian”
Pertanyaan tersebut memiliki banyak arti yang bisa diterjemaahkan sendiri, tetapi asumsi akan pemberhentian ekspolitasi sungai dibener meriah sangat minim bahkan banyak dari yang mereka sebut sebagai abdi Negara BUNGKAM tentang hal ini. apakah peraturan perundangan yang mengamatkan tentang keseimbangan ekosistem, dan kemana perginya para pemenggang peraturan tersebut, apakah sudah cukup bagi mereka yang mereka dapatkan hari ini, dan bagaimana keberlangsungan anak cucu mereka?

Maka dari situ yang terkena dampak dari eksploitasi sungai tersebut adalah warga yang berada disepanjang sungai tersebut. kaum kaum burjuis tak akan merasakan akibatnya.

Apakah bisa dihentikan ekpolitasi sungai dibener meriah? atau pun tunggu datang masanya alam akan meluapkan kemarahannya, sampai manusia tidak dapat untuk berkata kata, atau tunggu hari kiamat untuk menghentikannya..
hentikan eksploitasi sungai dengan alasan pembangunan. walaupun jalan kami mulus tapi kami butuh untuk keberlangsungan hidup manusianya.

Iko Pranada.